Minggu, 22 Februari 2009

Penerapan Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

Penerapan Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam mewujudkan SDM Profesional


Oleh : Ns. Mia Fatma Ekasari,S.Kep


PENDAHULUAN
Pendidikan tinggi kesehatan di masa depan adalah sistem pendidikan tinggi kesehatan Indonesia yang memiliki kemampuan: 1) Menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan, 2) Berbicara pada berbagai forum nasional, regional, dan global, serta 3) Berperan aktif dalam upaya pembangunan bangsa khususnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa (Ma’rifin Husin, 2001).

Gambaran pendidikan tinggi kesehatan di masa depan tersebut menjadi tujuan Pendidikan Tingggi Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta III yang tertuang dalam misi Poltekkes yaitu: 1) Menghasilkan tenaga ahli madya kesehatan sebagai tenaga profesional pemula yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berwawasan kesejagadan serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , 2) Menghasilkan ilmu dan teknologi baru di bidang kesehatan melalui penelitian yang berkesinambungan, 3) Menyebar luaskan hasil penelitian untuk dimanfaatkan oleh masyarakat guna meningkatkan mutu kehidupan masyarakat, dan 4) Mengembangkan model teknologi pendidikan tenaga kesehatan.

Mencermati misi di atas, Poltekkes Depkes Jakarta III mempunyai tanggung jawab mengelola penyelenggaraan pendidikan sesuai kaidah-kaidah profesi dan pendidikan tinggi sehingga dapat menghasilkan lulusan yang profesional dan mampu bersaing pada era pasar bebas dalam jasa pelayanan kesehatan., salah satunya dengan mengembangkan metode pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah menyentuh segala aspek termasuk dunia pendidikan. Proses belajar mengajar yang tadinya menggunakan tatap muka dalam kelas diperluas jangkauannya dengan menggunakan Information and Communication Technology (ICT) system e-learning. Pembelajaran dengan menggunakan sistem e-learning akan membuat proses belajar mengajar bisa dilakukan secara asynchronous. Mahasiswa bisa belajar tanpa harus berada dalam ruang dan waktu yang sama. Mahasiswa juga bisa belajar dengan tahapan dan cakupan yang diinginkan. Fasilitas komunikasi dan interaksi dalam sistem e-learning juga akan membuat interaksi dosen dan mahasiswa tidak hanya terbatas pada ruangan kelas saja tapi bisa diperluas dengan komunikasi secara elektronik. Metode pembelajaran dengan menggunakan sistem e-learning inilah yang sedang dikembangkan di Indonesia, baik di pendidikan tinggi maupun di sekolah-sekolah menengah atas ataupun kejuruan. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan pameran Information and Communication Technology (ICT) di JHCC yang pertama kali di Indonesia pada tanggal 3-5 Mei 2007 yang lalu.

Bedasarkan uraian di atas, penulis mencoba menggambarkan proses pembelajaran dengan menggunakan sistem e-learning yang telah dikembangkan di salah satu perguruan tinggi di Indonesia, yang meliputi pendekatan sistem pembelajaran dan pengembangan sistem di masa depan.

Pendekatan sistem e-learning
Paradigma yang digunakan dalam pengembangan e-learning adalah enrichment (pengayaan) bukan replacement (pengganti). Sehingga pembelajaran tidak menggunakan pure e-learning tetapi sistem yang digunakan adalah blended learning. Proses pembelajaran merupakan gabungan metode pembelajaran konvensional di depan kelas dengan e-learning. Jumlah tatap muka tidak akan terkurangi dengan adanya sistem e-learning ini.

Penggunaan e-learning dengan metode blended ini bisa dilakukan dengan cara memberi materi tugas sebelum perkuliahan atau setelah perkuliahan. Materi yang diterima mahasiswa secara online diberikan bisa berupa tugas baca, menulis ataupun memecahkan permasalahan secara individual ataupun kelompok. Proses ini dimonitor oleh dosen berupa memberikan konsultasi, memberikan komentar dan memeriksa hasil pekerjaan. Materi ini bisa merupakan tugas yang disyaratkan untuk dikerjakan oleh mahasiswa sebelum mengikuti perkuliahan berikutnya.

Diharapkan dengan adanya e-learning prerequisite dan follow-up ini tatap muka di kelas bisa dioptimalkan untuk diskusi atau pembelajaran secara lebih mendalam. Sistem e-learning juga digunakan dalam perkuliahan untuk presentasi kepada mahasiswa. File-file untuk presentasi bisa diupload untuk digunakan di dalam kelas.

Fitur dalam e-learning
E-learning dirancang sebagai sebuah sistem yang hanya bisa diakses oleh orang yang berhak untuk itu. User terdiri dari administrasi, dosen, mahasiswa maupun orang lain yang terdaftar dalam sistem ini. Sistem ini dirancang untuk digunakan oleh multi disiplin ilmu. Sehingga tidak hanya satu program studi saja yang bisa menggunakan, tetapi program studi lainnya juga bisa memanfaatkannya. Tiap jurusan akan mempunyai mata kuliah tersendiri yang tidak bercampur satu sama lainnya. Selain itu juga dimungkinkan untuk menyelenggarakan workshop atau pelatihan secara online dengan menggunakan sistem e-learning ini.

User yang berhasil login akan mempunyai link ke mata kuliah pada pada jurusan yang diikuti. Mata kuliah yang sedang aktif akan ditampilkan dalam welcome screen sehingga memudahkan user untuk navigasi. Sistem juga akan terhubung ke Sistem Informasi Akademik (SIA) sehingga informasi mahasiswa, dosen, mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa dan mata kuliah yang diajar oleh dosen bisa diperoleh dari sistem yang sudah ada. Sistem e-learning di pendidikan tinggi merupakan sistem yang terbuka dalam artian mahasiswa bisa mengakses semua mata kuliah yang ditawarkan. Mahasiswa juga bisa mengakses materi kuliah tanpa penahapan dari sistem.

Fasilitas interaksi dan komunikasi juga menjadi bagian penting dalam sistem ini. Interaksi dan komunikasi secara elektronik memungkinkan mahasiswa dan dosen bisa berkomunikasi tanpa dibatasi waktu dan jarak. Proses komunikasi juga diyakini akan sangat membantu bagi mahasiswa untuk memperoleh dan memperdalam pengetahuan yang sedang dipelajari. Forum diskusi dan chat merupakan fasilitas awal yang disediakan.

Forum diskusi dan chat yang disediakan merupakan sebuah komunikasi terstruktur dalam membahas sebuah materi kuliah. Sistem akan merekam diskusi dan percakapan yang ada sehingga dosen bisa memberikan komentar dan arahan yang diperlukan. Dalam sistem pembelajaran yang bersifat blended learning dosen diharapkan memberikan penugasan untuk diskusi secara online memanfaatkan fasilitas yang ada. Penilaian keaktifan mahasiswa secara online juga merupakan salah satu parameter dalam metode student-centered learning.

Digitasi Materi Kuliah
Salah satu faktor utama dalam e-learning adalah isinya (content). Tersedianya materi perkuliahan dalam bentuk digital (electronic teaching materials) merupakan langkah awal yang strategis untuk keberhasilan sistem ini. Electronic teaching materials merupakan cara menyimpan pengetahuan (store knowledge) dalam bentuk lecture notes, soal latihan, tugas-tugas, referensi pendukung dan evaluasi secara terintegrasi dengan menggunakan media digital. Hal ini yang memungkinkan untuk terbaharukannya bahan ajar secara dinamis dan adaptif sehingga kemampuan mahasiswa untuk berpikir solutif akan terasah dan kuat. Konsep mix-match merupakan pendekatan yang digunakan dalam pemanfaatan materi kuliah digital. Dengan konsep ini dosen bisa saling mempertukarkan materi perkuliahan yang dibuat.

Pengembangan ke Depan
Pada penerapan sistem e-learning diperlukan rencana pengembangan ke depan yaitu peningkatan kemampuan dari sistem untuk menjalankan beberapa fungsi baru maupun perbaikan dari fasilitas yang sudah ada. Pengembangan ke depan antara lain antara lain :
1. Metode blended learning dimana mata kuliah dalam e-learning menjadi materi utama. Bila e-learning menjadi materi utama maka design content menjadi penting (instructional design). Content selain berkualitas dan lengkap, harus membangkitkan minat belajar dan memberikan penahapan (pacing) yang diperlukan.
2. Meningkatkan kemampuan sistem untuk mampu melayani pure distance learning. Hal ini mencakup kemampuan managemen user yang lebih lengkap terlebih bila akan dikomersilkan. Selain itu mencakup kemampuan sistem untuk menawarkan mata kuliah dalam bentuk skill acquisitions berupa workshop atau pelatihan online.
3. Electronic Assessment. Sistem mampu untuk memberikan penilaian secara otamatis terhadap tugas online yang diberikan, menilai keaktifan serta memberikan feedback kepada user.
4. Pengembangan electronic teaching materials berupa simulasi secara online topik-topik tertentu yang diperlukan.
5. Streaming dan Webcast server. Memungkin audio dan video streaming serta audio/video broadcast

KESIMPULAN
Poltekkes DepKes Jakarta III yang memiliki visi pada tahun 2010 menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan rujukan dan memiliki misi menghasilkan tenaga ahli madya kesehatan sebagai tenaga profesional pemula yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berwawasan kesejagadan serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , serta mengembangkan model teknologi pendidikan tenaga kesehatan, hendaknya dapat menjadikan kampus sebagai produsen informasi. Hal ini dapat diwujudkan salah satunya dengan penerapan sitem pembelajaran berbasis teknologi komunikasi dan informasi yang saat ini juga sedang dikembangkan di Indonesia. Pada penerapan sistem pembelajaran e-learning ini, interaksi dan komunikasi secara elektronik memungkinkan mahasiswa dan dosen berkomunikasi tanpa dibatasi waktu dan jarak. Proses komunikasi juga diyakini akan sangat membantu bagi mahasiswa untuk memperoleh dan memperdalam pengetahuan yang sedang dipelajari. Sistem e-learning akan merekam diskusi dan percakapan yang ada sehingga dosen bisa memberikan komentar dan arahan yang diperlukan. Dosen diharapkan dapat memberikan penugasan untuk diskusi secara online memanfaatkan fasilitas yang ada. Penilaian keaktifan mahasiswa secara online juga merupakan salah satu parameter dalam metode student-centered learning. Kemudahan dalam memperoleh ilmu pengetahuan secara cepat, luas, dan terkini, serta system pembelajaran yang tidak mengikat waktu dan ruang, maka sumber daya manusia profesional dapat diwujudkan sehingga tercipta pula pelayanan kesehatan yang bermutu.

DAFTAR PUSTAKA
Husin , Ma’rifin (2001), Pengembangan dan Pembinaan Program Pendidikan D III Keperawatan dalam Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan di Indonesia. Jakarta: Komisi Disiplin Ilmu Kesehatan Dewan Pendidikan Tinggi

Fakultas Tehnik Universitas Gajah Mada (2004), Student Centered Learning Berbasis ICT
(Information and Communication Technology) di Jurusan Teknik Elektro. Yogyakar ta: Fakultas Tehnik Universitas Gajah Mada.

Poltekkes DepKes Jakarta III (2006), Panduan PPSM Poltekkes DepKes Jakarta III. Jakarta: Poltekkes Jakarta III

Widjaja,H.A.W, (2000), Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta

1 komentar: